Rahasia Kepemimpinan
R.Priyoko Prayitnoadi, M.Eng
Dalam suatu organisasi apapun,
kepemimpinan memegang peran yang penting. Bahkan segala sesuatu akan bangkit
dan jatuh karena kepemimpinan. Salah satu konsep kepemimpinan yang ditawarkan
oleh praktisi manajemen di Amerika adalah konsep SERVE yang dalam bahasa
Indonesia berarti Melayani. Konsep utamanya ialah bahwa, apapun jabatan atau
kedudukan formalnya, orang-orang yang ingin menjadi pemimpin besar harus
mempunyai sikap melayani orang lain. Melalui buku “The Secret – Rahasia
Kepemimpinan” oleh Ken Blanchard dan Mark Miller, konsep SERVE dijelaskan
secara singkat tapi lugas. Berikut cuplikan buku tersebut yang secara kebetulan
buku tersebut adalah kado ulang tahun
dari staf saya, Dini Wulansari.
SERVE sendiri merupakan singkatan dari lima kata kunci yaitu:
S- See the Future (Melihat Masa Depan)
E- Engage and Develop Others (Libatkan dan
Kembangkan Orang Lain)
R- Reinvent Continuously (Temukan Kembali
Terus Menerus)
V- Value Results and Relationship (Hargai
Hasil dan Hubungan)
E- Embody The Values (Mewujudkan Nilai)
Huruf pertama S- See the Future mempunyai makna bahwa
para pemimpin harus bersedia dan sanggup membantu orang-orang yang mereka
melihat tujuannya, dan juga keuntungan-keuntungan melangkah kearah sana . Setiap orang perlu
melihat dirinya, kemana mereka pergi, dan apa yang akan menuntun perjalanan
mereka.
Huruf kedua E dalam SERVE
menjelaskan bahwa Engange and Develop Others (Libatkan dan
Kembangkan Orang Lain) ada dua hal yaitu pertama, merekrut atau memilih orang
yang tepat untuk tugas yang tepat. Itu berarti mempunyai pemain-pemain yang
tepat dalam suatu tim. Kedua, lakukan apapun yang diperlukan untuk melibatkan
hati dan kepala orang-orang tersebut. Dalam sejarah, banyak pemimpin telah
menggunakan tangan dan yang lain tidak sama sekali. Barangkali dari sanalah
istilah hired hands (orang upahan)
berasal.
Kemudian ada huruf R singkatan
dari Reinvent Continuously. Disinilah
nilai kreativitas pemimpin dilihat. Pemimpin harus bersedia menemukan kembali
setidaknya ada tiga tahap. Tahap pertama, bersifat pribadi. Beberapa pertanyaan
utama yang harus diajukan adalah “Bagaimana saya belajar dan tumbuh sebagai
seorang pemimpin?” “Apa yang saya lakukan untuk mendorong orang-orang dalam
kelompok saya agar terus menerus belajar dan menemukan kembali diri sendiri?”.
Tingkat penemuan kembali yang kedua adalah sistem dan proses. Pertanyaan untuk
diri sendiri dan anak buah kita adalah “Bagaimana kita melakukan pekerjaan
tersebut?” Bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih baik? Perubahan apa
saja yang akan meningkatkan kemampuan kita untuk melayani pelanggan dan juga
satu sama lain? Akhirnya yang ketiga, melibatkan struktur organisasi iu
sendiri. Pertanyaan yang baik yang diajukan disini adalah,”Perubahan struktur
mana saja yang perlu kita tempuh untuk menjadi lebih efisien dan efektif?”
Huruf V adalah singkatan dari Value Results and Relationship (Hargai
Hasil dan Hubungan) Kita harus menghargai pelanggan kita lebih dahulu, dan
nilai itu akan menuntun perilaku kita dan menjamin keberhasilan kita terus
menerus. Apa yang tidak dimengerti kebanyakan orang ialah bahwa mereka dapat
meraup hasil keuangan yang lebih tinggi kalau mereka mempunyai hubungan yang
baik. Kita harus meningkatkan nilai hubungan dengan seorang mitra seperti
halnya dengan hasil. Memimpin pada tingkat yang lebih tinggi mencakup hasil
maupun hubungan.
Huruf E terakhir ialah Embody The Values (Mewujudkan Nilai) Ini
adalah sesuatu yang mendasar dan berlangsung terus menerus. Kalau kita kehilangan kredibilitas sebagai
pemimpin, potensi kepemimpinan kita akan sangat terbatas. Kita harus melakukan
lebih daripada sekedar merumuskan nilai-nilai tersebut, kita tidak boleh hanya
mengucapkannya, kita harus memperlihatkannya. Semua kepemimpinan sejati dibangun
di atas kepercayaan. Salah satu adalah hidup konsisten dengan nilai-nilai yang kita
akui. Kalau dikatakan bahwa pelanggan adalah penting, tindakan-tindakan kita
seharusnya lebih mendukung pernyataan tersebut. Jika kita memilih untuk hidup
seolah-olah pelanggan tidak penting, orang-orang akan mempunyai alasan untuk
mempertanyakan kelayakan kita untuk dipercaya.
Akhirnya, bagi para pemimpin yang memimpin dengan tidak didasarkan pada
kekuasaan atau jabatan sebaliknya, kepemimpinan yang lahir dari hati yang
melayani, maka merekalah ilham bagi semua orang dan bagi calon pemimpin masa
depan.
Sumber: Blanchard, Miller, The Secret –
Rahasia Kepemimpinan, Elex Media Komputindo, Jakarta 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar